Cegah Bullying, Sekolah Perlu Lakukan Penguatan Karakter Anak

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
IMG 20221120 090952 1 scaled AKTIVITAS - Salah satu kegiatan siswa untuk pengembangan diri

PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Maraknya kasus perudungan alias nan biasa dikenal dengan bullying pada kalangan pelajar sekolah saat ini tengah menjadi perhatian pemerintah, tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah provinsi bahkah pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota terus mengambil langkah tepat agar kasus bullying tersebut bisa ditekan.

Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan PAUD, Sherly Imanda,SPsi menyampaikan bahwa kasus bullying nan terjadi di sekolah akhir-akhir ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti ketidaktahuan pihak sekolah nan luput mengawasi anak-anak didiknya.

Pasalnya, korban bullying condong tertutup dan menyembunyikan kasus tersebut. Menurut Sherly, sekolah perlu menerapkan penguatan karakter anak didiknya sejak dini.

“Bentuk bullying tidak hanya bullying secara bentuk seperti melukai bentuk korban, namun juga dapat berupa bullying verbal misalnya intimidasi nan melibatkan kata-kata baik mengejek, menghina dengan julukan nan kurang pantas, dan sebagainya. Kasus bullying ini efeknya sangat luar biasa terhadap korban bullying terlebih jika sudah berakibat pada mental dan ilmu jiwa anak tersebut,” terang Sherly.

Dituturkan Sherly, dalam mencegah kasus bullying pada anak, pihak sekolah sangat krusial menyisipkan penguatan pendidikan karakter pada siswa sebagai generasi muda untuk membentengi diri atas perkembangan IPTEK nan semakin maju dan menghindari dari menjadi pelaku maupun korban bullying. Oleh lantaran itu, Sherly menegaskan pihak sekolah perlu mempersiapkan anak didiknya untuk melakukan penguatan karakter anak agar tanggap terhadap segala tantangan khususnya menghadapi kasus bullying ini.

“Kami mau bisa lebih mengintervensi sekolah untuk bisa mencegah agar tidak terjadi perudungan di lingkungan sekolahnya. Kasus bullying ini bisa dicegah melalui beragam langkah diantaranya sekolah perlu menanamkan sikap empati kepada siswanya terhadap kondisi sekitarnya nan dapat ditumbuhkan dan didukung oleh organisasi sekolah seperti OSIS, menjalin komunikasi dan bersosialisasi dengan baik antar sesama penduduk sekolah, sehingga bakal terbentuk mental nan kuat dan terhindar dari bullying. Siswa alias penduduk sekolah lain juga dapat segera melapor andaikan menjumpai kasus bullying di lingkungannya,” terang Sherly.

Ditambahkan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan pada DPMPPA Kota Pekalongan, Nur Agustina,SPsi,MM nan datang selaku narasumber, mengungkapkan bahwa kasus bullying terjadi layaknya seperti kejadian gunung es dimana hanya sedikit sekali nan nampak di permukaan.

“Kasus perudungan alias bullying ini layaknya kejadian gunung es, hanya sedikit sekali nan nampak di permukaan, padahal anak bisa saja mendapat perlakuan nan tidak menyenangkan dimana saja, bisa di sekolah maupun dari keluarganya. Anak semestinya disayang, dididik dengan baik dan diberi pengarahan, mendapatkan perlindungan agar menjadi anak nan cerdas, baik, dan berakhlakul karimah. Pendidikan karakter ini tidak bisa hanya sebatas diajarkan saja melainkan juga dicontohkan dan diteladankan ke anak didiknya,” jelas Agustin.(mal).