Diresmikan, Gedung Guru Jadi Persembahan PGRI untuk Masyarakat Batang 

Sedang Trending 9 bulan yang lalu
E7716C76 3F57 4C0E 95B0 D0672B389F99 Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki berbareng Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Prof Unifah Rosyidi saat meresmikan Gedung Guru PGRI Kabupaten Batang, Kamis (1/12/2022). (Pgri)

*Dipuji Jadi Gedung Guru PGRI Kabupaten Termewah di Indonesia

BATANG –  Gedung Guru PGRI Kabupaten Batang, diresmikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Batang, Kamis (1/12/2022) di Jalan Letjend Suprapto Kasepuhan Batang. Gedung  yang menelan biaya Rp7,5 miliar ini, menjadi persembahan PGRI dan Guru Kabupaten Batang untuk seluruh masyarakat Batang. 

Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki  berharap gedung ini dapat berfaedah bagi masyarakat. Karena penggunaannya nan tidak hanya diperuntukkan untuk guru. Lani juga mengapresiasi semangat para pembimbing nan secara swadaya dan berdikari dalam membangun gedung ini. 

“Yang perlu diapresiasi tidak hanya gedungnya nan megah. Tetapi juga kemegahan hati para guru-guru di Batang nan sudah swadaya dan berdikari berkontribusi membangun gedung guru,” ujarnya. 

Gedung Guru PGRI Kabupaten Batang ini dipuji sebagai gedung pembimbing kabupaten termegah di Indonesia. Pujian ini pun dilontarkan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Prof Dr Unifah Rosyidi, saat menghadiri peresmian didampingi Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi. 

“Gedung Guru PGRI Batang ini menjadi salah satu nan termegah ya di Indonesia. Tapi itu untuk ukuran gedung kabupaten. Kalau gedung tingkat provinsi lain lagi ya. Yang perlu dihormati adalah spirit mereka untuk membangun secara mandiri,” jelasnya. 

Ketua PGRI Kabupaten Batang, M Arief Rohman menyebut, gedung ini sudah diinisiasi sejak 2015. Dan pembangunan gedung dimulai sejak tahun 2019. Gedung ini terdiri dari dua lantai, dengan luasan lantai pertama 1.120 meter persegi dan luasan lantai kedua 240 meter persegi. 

“Gedung ini diperutukkan untuk beragam kegiatan penunjang guru. Seperti workshop, diklat dan lainnya. Meski begitu gedung ini menjadi persembahan kami untuk masyarakat Batang. Sehingga masyarakat juga bisa menggunakan gedung ini untuk keperluan acara alias kegiatan lainnya.” pungkasya.

Hingga saat ini pembangunan gedung ini sudah menelan biaya Rp7,5 miliar. Meski begitu diperkirakan tetap memerlukan anggaran hingga Rp1,5 miliar untuk kebutuhan meubelair, paving, jaringan internet, cctv dan lainnya. 

“Jadi anggaran pembangunan gedung ini merupakan swadaya dari para guru-guru. Khususnya dari guru-guru nan sudah sertifikasi, ada sekitar 3-4 ribu guru. Dimana tiap bulannya para pembimbing menyisihkan sebagian tunjangan sertifikasinya untuk iuran,” pungkasnya. (nov)