
Tiga Gaya Belajar Siswa adalah Visual, Audio dan Kinestetik
PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Siswa bakal menjadi seperti apa, pandai, biasa-biasa saja, 90% dipengaruhi oleh stimulus pembimbing dalam mengajar. Apakah style mengajar pembimbing menyesuaikan style belajar siswa alias tidak.
Apa sih style mengajar? Gaya mengajar adalah langkah pembimbing mengajar dengan metoda tertentu untuk mencapai sasaran tetentu. Hal itu bermacam-macam, ada nan menggunakan strategi ceramah, stretegi sosiodrama, strategi kunjungan ke tempat tertentu dll. Mana nan lebih baik dari style mengajar tersebut? Yang paling baik adalah nan sesuai dengan style belajar siswa.
Berikut adalah style belajar siswa sesuai dengan stimulus nan paling dominan dalam diri setiap siswa.
1.Gaya Belajar Visual (Stimulis Dominan dari Mata)
Siswa nan mempunyai style belajar visual bakal sangat senang dengan stimulus nan memancing feed back dari mata. Metoda mengajarnya dapat menggunakan slide proyektor dan di dalamnya ada film-film pendek nan memperkuat tema nan dijelaskan.
Atau langkah lain nan bisa digunakan adalah membawa alat-alat tertentu nan berwarna-warni nan sesuai dengan tema mengajar. Untuk kelas bawah seperti di TK, membawa balon warna warni adalah langkah nan paling mudah memberikan stimulus.
Biasanya di dalam balon itu ada kertas penugasan nan berisi tentang beragam macam perihal nan diketahui oleh siswa. Sebelumnya siswa wajib memecahkan balon tersebut. Ketika balon meledak dan kertas keluar, tugas di dalamnya beragam sesuai dengan tema. Apakah menyanyikan lagu anak-anak, membaca surat-surat pendek alias sekadar bertanya siapakah nama orang tuanya.
2. Gaya Belajar Audio (Stimulus Dominan dari Telinga)
Gaya belajar ini lain dari visual. Stimulus paling dominan dari pendengaran. Cara-cara membikin siswa dengan style belajar ini happy belajar adalah dengan bernyanyi, mendongeng, perintah nan sifatnya verbal dll.
Suatu ketika, seorang siswa diminta belajar oleh gurunya. Tanpa disangka, bukannya membaca buku, tapi meminta temannya membacakan kitab itu. Untungnya temannya mau membacakan sampai selesai.
Apakah ini kelainan? Sudah tentu bukan. Ini adalah langkah siswa belajar dengan metoda audio. Semakin nyaring bunyi nan didengarkan, semakin sigap masuk ke dalam memori jangka panjangnya.
3. Gaya Belajar Kinestetik (Stimulus Dominan dari Gerak dan Rasa)
Suatu hari saya bertanya kepada seorang siswa, pelajaran apa nan paling disukai? Siswa tersebut menjawab, pelajaran olahraga. Saya kembali bertanya, kenapa olahraga adalah pelajaran nan paling disukai.
Dia menjawab lagi, lantaran dirinya bisa bergerak secara bebas ke sana kemari. Dan dirinya sangat senang ketika bisa secara maksimal menggerakkan tubuhnya.
Siswa dengan style belajar kinestetik jangan minta bisa tenang, tak bersuara dan tekun. Siswa ini perlu tubuh nan bergerak. Pernah kah Anda jika menjadi seorang pembimbing di kelas ada siswa nan tidak mau duduk? Maunya ke sana kemari apalagi ada nan mengganggu temannya?
Dialah si kinestetik. Tukang bergerak, tukang mondar-mandir. Pelajaran favoritnya olahraga dan dia sangat senang jika gurunya meminta untuk berlari, melompat, mondar-mandir alias hal-hal lain nan memerlukan gerak.
Apakah semua pembimbing memahami style belajar siswa? Ada nan memahami ada juga nan tidak. Ada nan memahami dan belajar untuk mempraktekkan, ada juga nan memahami tapi tidak mempraktekkan.
Dan lebih banyak lagi pembimbing nan tidak memahami. Jangankan mempraktekkan, faham saja tidak. Sehingga pembimbing jenis ini tidak peduli apa itu style belajar siswa dan apa itu style mengajar guru.
Idelanya, style mengajar pembimbing menyesuaikan style belajar siswa. Mengapa? Agar siswa mudah memahami pelajaran lantaran sesuai dengan style belajarnya. Contohnya, ketika pembimbing menghadapi siswa dengan jenis belajar kinestetik, maka sering-sering dilakukan praktek bukan teori.
Siswa kinestetik terlalu jenuh mencatat pelajaran. Siswa jenis ini mau langsung mengerjakan dan mempraktekkan sesuatu. Intinya, siswa jenis kinestetik ogah untuk terlalu banyak mencatat di buku. Mencatat seperlunya saja. Apalagi jika mencatat berlembar-lembar, sangat membosankan.
Untuk mengajar siswa dengan jenis visual, ambil perangkat peraga nan mencolok terutama dalam perihal warna. Sehingga secara identifikasi gambar dapat mengasosiasikan gambar dengan konten pelajaran.
Demikian halnya dengan siswa visual. Menggunakan power point dan slide proyektor serta movie pendek sangat menyenangkan siswa visual. Matanya puas dengan tampilan nan ada di skrin di depan kelas.
Lantas gimana strategi pembimbing agar mengajar dapat diterima oleh siswa dengan style belajar visual, audio maupun kinestetik?
Di sini letaknya untuk menerapkan strategi mengajar nan sesuai untuk semua style belajar siswa. Idealnya pembimbing ketika mengajar menggunakan metoda nan mewakili si kinestetik, si visual dan si audio. Apakah sulit? Tidak juga. Guru bisa mengetes satu metoda, kemudian tanyakan apakah penjelasannya bisa difahami alias tidak. (*)
Baca Juga:
Perempuan Perlu Bicara 20.000 Kata per Hari, 5 Tips untuk para Suami agar Jadi Pendengar nan Baik
5 Level Mendengarkan dalam Pola Coaching dan Komunikasi Interpersonal, Anda di Level Mana?
3 Hal nan Harus Diluruskan dalam Hipnosis-Hipnoterapi
5 Langkah Mengatasi Gangguan Kecemasan agar Kembali Menjadi Tenang