Gus Yahya soal Al-Qur'an Dibakar: Aksi Rasmus Paludan Akan Sia-sia

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menilai bahwa tindakan pembakaran Al-Qur'an nan dilakukan Rasmus Paludan hanya bakal berujung sia-sia. Ketua Umum PBNU Gus Yahya menilai pembakaran Al-Qur'an nan dilakukan Rasmus Paludan hanya bakal berujung sia-sia. (CNNIndonesia/Tunggul)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyayangkan sikap politikus Swedia-Denmark Rasmus Paludan yang kembali bertindak membakar Al-Qur'an. Aksi ini dinilai hanya bakal berujung sia-sia.

"Whatever his cause is, it is doomed to fail (apa pun penyebabnya, pasti bakal gagal)," ujar ustad nan berkawan disapa Gus Yahya ini dalam keterangannya, Sabtu (29/1).

Menurut Gus Yahya, pembakaran nan dilakukan Paludan tak bakal membikin Al-Qur'an menjadi hina.

"Perbuatannya [Paludan] justru bakal sia-sia," ujar Gus Yahya.

Perbuatan Paludan, lanjut Gus Yahya, justru malah mendorong rasa penasaran mereka nan belum mengetahui isi Al-Qur'an. Jika Paludan mau menjauhkan orang dari Al-Qur'an, kondisi ini justru bakal membuatnya gagal.

Gus Yahya juga menilai bahwa sikap Paludan membakar Al-Qur'an kurang tepat jika dilakukan untuk melampiaskan kemarahan pada Turki. Al-Qur'an, lanjutnya, tidak menanggung apa pun nan menjadi tanggung jawab Turki.

"Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih berasosiasi melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya," ujar Gus Yahya.

Gus Yahya menilai Paludan hanya sebagai orang nan sombong bakal identitas dirinya. Kesombongannya membikin Paludan putus asa dan lenyap logika memandang kekalahannya nan tak terhindarkan.

"Mari kita teruskan saja duduk santuy menikmati kesyahduan ketaatan kita sendiri sembari menunggu Rasmus Paludan runtuh berdampingan segala cita-citanya namalain dia tobat kemudian berbelok ke jalan nan benar," kata Gus Yahya.

Sebelumnya, Paludan kembali bertindak membakar Al-Qur'an pada Jumat (27/1) waktu setempat. Aksi ini dilakukan di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.

"Masjid ini tidak punya tempat di Denmark," kata Paludan dalam siaran langsung di laman Facebooknya.

(asr)