Imunisasi DPT (difteri, pertussis, dan tetanus) adalah salah satu vaksinasi wajib nan kudu diberikan untuk si kecil.
Risiko paling ancaman dari penyakit difteri, pertussis, dan tetanus adalah kematian. Oleh lantaran itu, pemberian imunisasi DPT sebaiknya tidak dilewatkan. Bunda perlu mencari tahu info terlebih dulu mengenai pemberian imunisasi dan pengaruh sampingnya.
Apa saja nan perlu diketahui tentang vaksinasi DPT, mari kita simak selengkapnya di tulisan berikut.
Apa itu Imunisasi DPT?
DPT adalah singkatan dari difteri, pertussis, dan tetanus. Penyakit difteri, pertussis, dan tetanus adalah penyakit nan berbeda. Ketiganya berisiko tinggi menyebabkan kematian. Difteri dan pertusis menyebar dari orang ke orang. Sementara itu langkah penyebaran tetanus adalah dengan masuk ke dalam tubuh melalui luka alias goresan.
Sesuai dengan nama singkatannya, Vaksin DTaP terdiri dari tiga komponen, ialah toksoid difteri (D), toksoid tetanus (T), dan komponen antigen kuman pertusis (aP/acellular pertusis).
Di Indonesia sendiri lebih banyak dijumpai vaksin DPT alias DTP nan letak perbedaannya terdapat pada komponen antigen untuk pertusis.
Artikel Terkait: Jenis dan Jadwal Imunisasi untuk Balita, Jangan Sampai Terlewat!
Manfaat Imunisasi DPT
Vaksin DPT dapat mencegah penyakit-penyakit ini.
Difteri adalah jangkitan serius nan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae nan membikin toksin (racun). Racunnya ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kandas jantung, kelumpuhan, dan apalagi kematian.
Batuk rejan (pertussis) adalah jangkitan saluran pernapasan nan sangat menular dan disebabkan oleh kuman ialah Bordetella pertussis.
Tetanus adalah penyakit serius pada sistem saraf nan disebabkan oleh kuman penghasil racun. Bakteri penyebab tetanus adalah Clostridium tetani. Penyakit tetanus dapat menyebabkan kontraksi otot, terutama otot rahang dan leher. Komplikasi tetanus nan parah dapat menakut-nakuti jiwa.
Anak Usia Berapa Menerima Imunisasi DPT?
DTaP hanya untuk anak di bawah 7 tahun. Berbagai vaksin tetanus, difteri, dan pertussis (Tdap dan Td) tersedia untuk anak nan lebih besar, remaja, dan orang dewasa.
Laman CDC merekomendasikan agar anak-anak menerima 5 dosis DTaP, nan biasanya pada usia berikut:
- 2 bulan
- 4 bulan
- 6 bulan
- 15–18 bulan
- 4–6 tahun
DTaP dapat diberikan sebagai vaksin nan berdiri sendiri, alias sebagai bagian dari vaksin kombinasi (sejenis vaksin nan menggabungkan lebih dari satu vaksin menjadi satu suntikan).
DTaP dapat diberikan berbarengan dengan vaksin lainnya.
Kapan Imunisasi DPT?
Tiga vaksinasi DPT pertama diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Imunisasi nan ke-4 diberikan pada saat usia anak 18 bulan, dan pemberian terakhir pada usia 5 tahun.
Anak bakal menerima dosis satu suntikan setiap agenda imunisasi. Kemudian, anak dianjurkan mendapatkan booster DPT setiap 10 tahun.
Perbedaan Imunisasi DPT 1, 2, dan 3
Tidak ada perbedaan dari kandungan ataupun komposisi vaksin antara vaksin DPT 1, 2, dan 3 dan hanya berbeda waktu pemberiannya saja.
Pantangan Setelah Imunisasi
Pantangan setelah vaksinasi DPT, yaitu:
- Mengoleskan salep tanpa resep master di area jejak suntikan, cukup memberikan kain hangat dan diusapkan pada area jejak suntikan tersebut.
- Memberikan obat tanpa resep dokter, sebaiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan master mengenai pemberian obat.
- Membiarkan anak menangis tanpa henti, ibu bisa segera menenangkan dan membikin si mini merasa baik-baik saja.
- Jangan menunda imunisasi. imunisasi tetap diperbolehkan pada bayi dengan demam ringan dan penyakit ringan.
Artikel Terkait: Bolehkah Bayi Diberi Imunisasi Lebih Cepat dari Jadwal? Ini Penjelasan Dokter
Efek Samping Vaksinasi DPT
Berbagai akibat pengaruh samping tersebut dapat terjadi dalam satu hingga tiga hari setelah vaksinasi.
Efek samping nan dapat muncul setelah anak diberi vaksin DPT adalah:
- Nyeri alias bengkak di tempat suntikan
- Demam lebih dari 38 derajat Celcius
- Rewel
- Merasa lelah
- Kehilangan nafsu makan
- Muntah
- Kejang
- Menangis tanpa henti selama 3 jam alias lebih
- Pembengkakan seluruh lengan alias kaki, terutama pada anak nan lebih besar ketika mereka menerima dosis keempat alias kelima.
Akan tetapi, jika buah hati Bunda mengalami pengaruh samping sistemik seperti demam (suhu tubuh anak > 38°C), lakukan langkah sederhana ini:
- Berikan kompres hangat, ASI/susu/cairan nan banyak
- Konsumsi obat penurun demam jika perlu.
- Efek samping lokal seperti bengkak kemerahan pada letak suntikan. Dapat diatasi dengan kompres menggunakan es batu yg dibalut kain tipis selama 15-20 menit lampau dapat diulang 3-4 kali per hari.
Dilansir dari laman IDAI, untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, dipertimbangkan untuk pemberian parasetamol 15 mg/kgbb (miligram/kilogram berat badan anak) kepada bayi alias anak setelah imunisasi, terutama pasca vaksinasi DPT. Kemudian dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jika keluhan tetap berlanjut, diminta segera kembali kepada dokter.
Artikel Terkait: Cek Jadwal Lengkap Imunisasi Anak Terbaru dan Cara Mengatasi Efek Sampingnya
Harga Vaksinasi DPT
Vaksin DPT Tunggal umumnya dijual dengan nilai sekitar Rp 250 ribu. Sementara, untuk nilai vaksin DPT Combo alias kombinasi, harganya berkisar mulai dari nilai Rp 300-850 ribu berjuntai jenis vaksin.
Harga Imunisasi DPT nan Berpotensi Demam
Namun secara umum, rentang nilai vaksinasi DPT sekitar Rp 135 ribu sampai Rp 300 ribu sekali suntikan. Bunda bisa mendapatkan imunisasi DPT cuma-cuma untuk si mini di puskesmas.
Harga Vaksinasi DPT nan Tanpa Demam
Misalnya Bunda menggunakan imunisasi DPT tanpa demam. Harganya berkisar antara Rp 250.000-Rp 500.000.
Belum termasuk biaya master dan manajemen rumah sakit. Jadi, harganya bisa sangat beragam harganya, tergantung letak di mana Bunda mengusulkan imunisasi.
Artikel Terkait: Parents, Yuk Ketahui Cara Mengejar Vaksinasi Jika Terlambat Imunisasi
Serba-serbi Imunisasi DPT
Lokasi penyuntikan vaksinasi DPT diberikan pada paha tengah luar alias subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Teknik injeksi subkutan dilakukan dengan langkah menyuntikkan obat ke lapisan lemak di antara kulit dan otot.
Batas umur imunisasi DPT adalah 7 tahun. Agar mendapat perlindungan lebih optimal, imunisasi ini perlu diberikan sebanyak 5 kali sejak anak berumur 2 bulan hingga 6 tahun.
Dosis imunisasi DPT 1–3 diberikan ketika anak berumur 2, 3, dan 4 bulan alias 2, 4, dan 6 bulan dengan dosis sebanyak 0,5 ml setiap pemberian. Dosis keempat alias booster pertama diberikan sebanyak 0,5 ml ketika anak berumur 18 bulan.
Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari. Cara meringankan bengkak setelah imunisasi adalah dengan memberikan kompres hangat di area suntikan untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut.
Bunda jangan lupa juga menanyakan kepada master alias petugas kesehatan, apa nan bisa diberikan kepada anak jika dia mengalami demam pasca vaksin, baik itu obat alias makanan/minuman.
Umumnya, jika bayi rewel setelah vaksin, Bunda disarankan untuk memberikan ASI alias susu formula kepada bayinya. Bila demam bersambung selama beberapa lama, paracetamol bisa diberikan.
Pertanyaan Populer Terkait imunisasi DPT
Imunisasi DPT 1 sampai umur berapa?
Sampai umur 4 bulan. Tiga imunisasi DPT 1 diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Untuk bayi, imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 dosis ditambah 3 kali dosis booster.
Berapa lama anak demam setelah imunisasi DPT 1?
Pada jenis vaksin DPT, campak, dan meningitis B dalam beberapa kasus dapat menimbulkan demam setelah dilakukan vaksin. Setelah imunisasi pada umumnya demam berjalan selama 24 jam setelah pemberian imunisasi.
Kenapa bayi rewel setelah imunisasi DPT?
Kondisi rewel pada anak setelah imunisasi sangatlah wajar lantaran vaksin sedang bekerja dan sedang membangun antibodi pada bayi.
Berapa lama pengaruh panas setelah imunisasi DPT?
Efek panas setelah vaksinasi DPT diperkirakan bakal lenyap dalam waktu 1-2 hari, walaupun dalam beberapa kasus bisa berjalan lebih lama, namun kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.
Apa nan tidak boleh dilakukan setelah imunisasi DPT?
- Mengoleskan salep tanpa resep master di area jejak suntikan, cukup memberikan kain hangat dan diusapkan pada area jejak suntikan tersebut.
- Memberikan obat tanpa resep dokter, sebaiknya ibu berkonsultasi dulu dengan master mengenai pemberian obat.
- Membiarkan anak menangis tanpa henti, ibu bisa segera menenangkan dan membikin si mini merasa baik-baik saja.
- Jangan menunda imunisasi. Imunisasi tetap diperbolehkan pada bayi dengan demam ringan dan penyakit ringan.
Bagaimana langkah mengatasi demam setelah imunisasi?
Yang kudu Anda lakukan ketika anak demam setelah imunisasi adalah menemani si kecil, mengenakan busana nan longgar, memastikan tetap terhidrasi, menjaga ruangan tetap sejuk, dan memberikan obat penurun demam.
Itulah info mengenai imunisasi DPT nan bisa Bunda ketahui, semoga bermanfaat.
***
Baca Juga:
Efek Long Covid-19 pada Anak nan Perlu Parents Ketahui, Ini Penjelasan dari Dokter
6 Persiapan MPASI Bayi Pilihan di 2022, Sudah Punya nan Mana?
Sleep Training untuk Bayi: Manfaat, Waktu nan Tepat, dan Cara Menerapkannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.