
radarpekalongan.id – Jakarta – Melakukan imunisasi nan komplit sangat krusial dilakukan, untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Demikian diungkapkan Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, dalam kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri” nan diselenggarakan di SDN 5 Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (30-11/2022).
“Imunisasi komplit sangat krusial lantaran bisa memutus mata rantai penularan penyakit menular tertentu dalam masyarakat jika proporsi masyarakat nan terimunisasi mencapai di atas 95 persen,” jelas Yudhi Pramono.
Yudhi mengatakan, fase kehidupan anak sangat krusial dalam siklus kehidupan manusia, lantaran fase ini merupakan proses tumbuh kembang dan lantaran persoalan kesehatan nan timbul pada fase ini dapat berakibat pada kualitas sebagai manusia di masa dewasa. Salah satu langkah efektif dalam menjaga kondisi kesehatan mereka di antaranya melalui upaya pencegahan terhadap penyakit seperti pemberian imunisasi.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan, selama dua tahun terakhir, ialah sejak 2020 hingga 2021, cakupan imunisasi dasar komplit pada bayi turun drastis. Pada 2020 sasaran imunisasi sebesar 92 persen dari 4.416.309 anak, ialah 4.063.004 anak. Namun cakupan nan dicapai pada 2020 itu sebesar 84 persen, ialah 3.709.670 anak.
Kemudian pada 2021 imunisasi ditargetkan mencapai 93 persen dari 4.148.867 anak, ialah 3.858.446 anak. Namun cakupan nan dicapai pada 2021 sebesar 84,2 persen, ialah 3.493.346 anak. Ada sekitar 1,7 juta bayi nan belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
Menurut UNICEF Indonesia, sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit nan dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
Pada tahun 2022 ini, jumlah anak nan diimunisasi ditargetkan mencapai 4.154.758 anak. Karena itu Kemendikbudristek mendukung peningkatan capaian imunisasi nasional, salah satunya dengan menggelar kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri”.
Sebelumnya, pada Agustus 2022, Kemendikbudristek telah meluncurkan Gerakan Sekolah Sehat untuk mewujudkan anak Indonesia nan sehat, kuat, dan pandai berkarakter. Ada tiga prioritas nan perlu dicapai melalui Gerakan Sekolah Sehat, ialah sehat bergizi, sehat fisik, dan sehat imunisasi.
Sehat bergizi diperoleh dengan memberikan pemahaman gizi seimbang. Kemudian untuk mencapai sehat fisik, ada beberapa pembiasaan nan perlu dilakukan, misalnya melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) seminggu sekali alias melakukan pembiasaan jalan kaki.
Pada sehat imunisasi, ada tiga perihal nan bisa dilakukan, ialah pemeriksaan status alias riwayat imunisasi, pemberian rekomendasi untuk melengkapi imunisasi, dan penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Sekolah sebagai pemberian imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah. Imunisasi dapat mengurangi dan menghilangkan kekhawatiran anak tertular penyakit rawan sehingga anak merasa lebih percaya dalam menjalani proses tumbuh kembangnya dengan sehat dan aman. Imunisasi juga terbukti memberikan perlindungan secara cepat, aman, dan sangat efektif.
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan langkah memasukkan vaksin, ialah virus alias kuman nan sudah dilemahkan, dibunuh, alias bagian-bagian dari kuman (virus) tersebut telah dimodifikasi. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan alias diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh bakal bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus alias kuman nan sesungguhnya. Antibodi selanjutnya bakal membentuk keimunan terhadap jenis virus alias kuman tersebut. (*)