Jakarta, CNBC Indonesia - Selama puluhan tahun, sekolah mengajarkan ada 9 planet di Tata Surya. Namun, status Pluto sebagai planet paling mini sudah lenyap sejak 2006.
Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah status Pluto dari planet menjadi planet kerdil.
Keputusan ini lantaran para astronom nan membentuk IAU menghadapi dilema. Pilihannya adalah memilih melabeli ratusan objek nan mereka temukan di masa depan sebagai planet demi status Pluto namalain menendang Pluto dari barisan planet di Tata Surya.
Mereka memilih opsi kedua. Ratusan intelektual setuju memilih untuk menghapus Pluto dari jejeran planet.
Lalu, kenapa Pluto bukan planet lagi?
Ketika IAU secara resmi mendefinisikan kata "planet" untuk pertama kalinya, Pluto tidak cocok dengan nan mereka definisikan.
Mengutip laman Popsci, Kamis (26/1/2023) untuk bisa mempertahankan status planetnya berdampingan dengan Bumi, Saturnus, dan lainnya, dia kudu melewati tiga tahap, adalah planet kudu mengorbit matahari, planet kudu [mendekati] corak bulat, dan orbitnya kudu bersih dari objek lain.
Pluto memang lulus ujian pertama, lantaran berevolusi mengelilingi mentari setiap 248 tahun Bumi. Namun, untuk standar nan lain dia gagal.
Di tes kedua, Pluto juga bisa saja lolos. Tapi dijelaskan, asteroid nan lebih mini [yang mengorbit matahari] memang dapat mempunyai corak nan aneh. Itokawa, misalnya, terlihat seperti kentang nan menggumpal.
Namun saat massa sebuah peralatan langit membesar, style gravitasinya menarik bagian melebar ke tengah, sehingga menciptakan corak bulat. Pluto berkuran cukup besar untuk memaksa bentuknya menjadi bulat.
Tantangan utama Pluto ada pada standar ketiga, nan menjadi inti dari apa nan dipikirkan oleh banyak astronom ketika mereka mendengar kata "planet".
Orbit dari delapan planet lain di Tata Surya bersih dari objek lain. Namun, Pluto berbeda. Jika memandang Tata Surya secara keseluruhan, dia terletak di antara asteroid dan planet.
Sejauh nan diketahui para astronom, tidak ada objek terdekat nan mengadang Pluto. Namun, sekarang para peneliti mulai lebih mengerti tentang lingkungan Pluto.
Alih-alih menjadi planet terjauh, Pluto lebih pas menjadi personil terdekat dari Sabuk Kuiper, sebuah cincin berbentuk donat nan mungkin terdiri dari satu triliun komet dan bola es nan mengorbit di luar Neptunus.
Setidaknya 200 dari objek ini cukup besar untuk berbentuk bulat, memenuhi syarat sebagai planet kerdil.
Seperti asteroid, mereka semua bergerak dengan langkah nan sama. Pluto, kata astronom dari Institut Teknologi California, Mike Brown, disebut bakal selalu menjadi bagian dari kawanan asteroid tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jangan Sombong! Ini Bukti Bumi Cuma Butiran Debu di Angkasa
(dem/dem)