Jessica Stern Batal Berkunjung, MUI Kota Pekalongan Sebut Sudah Seharusnya…

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

PEKALONGAN,Radarpekalongan.id – Pengurus MUI Kota Pekalongan KH Ahmad Slamet Irfan SH mengaku berterima kasih terkait batalnya kunjungan .Jessica Stern ke Indonesia. Karena memang sudah semestinya dia tidak berjamu ke negara nan menentang LGBT, termasuk didalamnya Indonesia.
“Kalau ada informasi batal kunjungan,Alhamdulillah. Berarti situasi tetap kondusif. Tidak ada demo-demo menentang kunjungannya. Sebab jika ada tindakan demonstrasi mengakibatkan kegiatan ekonomi terganggu,” ucapnya.
Sebagai negara nan menjunjung kerakyatan dan kewenangan asasi manusia, sambung Mantan Ketua PMII itu, sejatinya kunjungan Jessica Stern tidak masalah jika tidak membawa agenda terselubung. Namun jika mmebawa misi mau mengkampanyekan LGBT, wajib muakadah untuk ditolak. “Orang nan bartamu itu wajib dimuliakan. Namun jika tamu itu membawa madhorot, ya kudu kita hindari,” pesannya.
Seperti diketahui, Usir LGBT menjadi trending nomor satu di Twitter Sabtu, 3 Desember 2022 sekira 10.36 WIB. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak kehadiran Jessica Stern untuk kampanyekan LGBT di Indonesia dengan mengatasnamakan HAM.
Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) membatalkan kunjungan Utusan Khusus untuk memajukan Hak Asasi Manusia bagi Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer dan Interseks (LGBTQI+) Jessica Stern ke Indonesia. “Setelah berbincang dengan rekan-rekan kami di pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan Kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia,” ucapnya,
Seperti diketahui, Jessica Stern dipilih Amerika untuk mengkampanyekan perihal sensitif dan sangat kontradiktif. Berikut profil dia?

  1. Seeorang Profesor Riset
    Fokus utama dalam penelitiannya tersebut mengenai perilaku kekeras
    Dari risetnya tersebut, dia telah menghasilkan sebuah karya nan membahas tentang golongan teroris lintas kepercayaan dan ideologi, di antaranya neo-Nazi, Islamis, anarkis, dan supremasi kulit putih.
  2. Profesor Riset di Universitas Boston, Harvard, dan CIA. (dur/merdeka.com)