Kasihan, Gegara Talud Jebol, Warga 5 Desa di Kendal Harus Terdampak Polusi TPA

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
POLUSI TPA NUR KHOLID MS TERDAMPAK - Lima desa terdampak tumpukan sampah di TPA Darupono Baru di Desa Darupono timbulkan nah tak sedap.

RADARPEKALONGAN.ID – Warga di lima desa dekat area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Darupono Baru Kabupaten Kendal kudu menerima nasib tak mengenakkan lantaran setiap hari merasakan akibat polusi udara hingga limpasan limbah air sampah (lindi) TPA. Hal ini diduga akibat jebolnya talud TPA nan sampai saat ini belum diperbaiki.

Total ada lima desa nan terdampak polusi TPA Darupono Baru, ialah Jerukgiling, Sidomakmur, dan Kedung Suren Kecamatan Kaliwungu Selatan. Dari lima desa tersebut nan paling parah terdampak adalah Desa Kertosari. Pasalnya desa tersebut berbatasan langsung dengan TPA Darupono Baru.

Warga pun mengeluhkan aroma busuk nan menyengat. Sebab menyebabkan kepala pusing dan perut mual. Sedangkan lindi mencemari lingkungan. Terutama air menjadi tercemar.

Surono, penduduk Sidomakmur mengatakan air di desanya menjadi tercemar, terutama air sungai. Airnya menjadi aroma dan agak keruh. “Airnya menyebabkan kulit gatal. jadi penduduk yg memanfaatkan air sungai kulitnya pada gatal,” akunya.

Aktivis lingkungan dari LSM Biota Foundation, Abdul Azis mengatakan, pengelolaan sampah berbasis sanitary landfill di TPA Darupono Baru belum sepenuhnya diterapkan, sehingga tak jauh beda dengan TPA konvensional.

“Hanya sebatas menumpuk sampah. Jika sistem sanitary landfill betul-betul diterapkan sesuai standar operasional prosedur (SOP) alias patokan nan ada, maka aroma busuk dan lindi (paparan air hujan di timbunan sampah, red) itu tidak bakal berakibat ke warga,” katanya.

Pihaknya menyayangkan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) nan tidak segera melakukan antisipasi. Akibatnya, penduduk kudu terdampak sekian lama, tanpa ada penanganan.

“Harusnya sampah nan telah menumpuk dan cairan lindi sudah ditampung maka sesuai patokan kudu ditutup tanah minimal setebal 30 sentimeter. Sehingga aroma tidak menyebar,” ungkapnya.

Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto, mengakui jika persoalan polusi lindi alias limbah cair akibat talud berupa bronjong kawat batu jebol. Sehingga Lindi nan sedianya masuk ke bak penampungan mengalami kebocoran.

“Kami lakukan upaya perbaikan, tapi jebol lagi lantaran tanah di Darupono bergerak. Terlebih adanya musim penghujan ini, menyebabkan longsor. Sehingga bronjong nan sudah kami perbaiki akhirnya rusak kembali,”ujarnya.

Pihak DLH bakal mengupayakan di APBD Perubahan. Caranya ialah dengan membangun pondasi berupa paku bumi alias tiang pancang. Sehingga bronjong nan dibangun tidak rusak lagi. (lid/sef)