
PEKALONGAN,Radarpekalongan.id – Peristiwa peledak bunuh diri di Polsek Astana Anyar menjadi keprihatinan semua pihak. Seperti disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan Drs KH Ahmad Marzuqi. Ulama kharismatik itu meminta agar abdi negara penegak norma bertindak keras kepada pelaku teror di masyarakat.
“Agar kejadian tersebut tidak terulang lagi, kami meminta abdi negara kudu berani menyikat jaringan-jaringan teroris nan menghantui masyarakat,” harapnya.
Kyai Marzuqi menegaskan tindakan abdi negara penegak norma secara tegas untuk menyikat jaringan teroris bakal didukung oleh masyarakat secara luas. “Kepada abdi negara penegak norma agar bekerja keras dan lakukan tindakan norma nan tegas terhadap para oknum-oknum teroris nan selalu menghantui masyarakat. Sikat lenyap hingga akar-akarnya, seluruh rakyat bakal mendukung,” harapnya.
Seperti diketahui, peristiwa peledak Polsek Astana Anyar terjadi pada Rabu pagi tadi sekitar pukul 08.15 WIB. Pelaku nan belakangan diketahui berjulukan Agus Sujatno namalain Abu Muslim disebut datang menggunakan motor berwarna biru. Dia memaksa masuk ke area Polsek saat sejumlah personil polisi sedang melakukan apel pagi.
Agus sempat dicegah oleh seorang personil polisi nan berjaga namun dia malah mengacungkan golok. Dia pun disebut langsung meledakkan diri.
Selain menewaskan Agus, peristiwa itu juga membikin seorang personil polisi dengan nama Aiptu Agus Sopyan meninggal. Sebanyak 10 korban lainnya mengalami luka dengan skala ringan hingga berat. Terdapat pula seorang penduduk sipil berjulukan Nurjanah nan mengalami luka lantaran dia saat itu tengah melintas di depan Polsek Astana Anyar.
Polisi menyatakan Agus Sujatno merupakan mantan narapidana teroris nan terlibat dalam tindakan peledak panci di Cicendo, Bandung pada 27 Februari 2017. Dia sempat mendekam dalam Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan sebelum akhirnya bebas pada 2021.
Agus disebut sebagai personil Jamaah Ansharut Daulat nan telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah pada 2018.
Polisi tetap menyelidiki motif dan latar belakang bol Polsek Astana Anyar tersebut. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa tim interogator menemukan banyak kertas berisikan pesan nan memprotes pengesahan RKUHP (Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) di letak kejadian.
Selain itu, Agus juga disebut meninggalkan tulisan terkait jihad di letak kejadian. Polisi saat ini tengah mendalami pesan-pesan tersebut. (dur)