Menteri Nadiem Konsisten Suarakan Pendidikan Bisa Menjawab Tantangan Krisis Iklim

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
Bus Listrik Merah Putih Insan pendidikan Indonesia dalam KTT G20 di Bali November lampau juga menunjukkan komitmennya pada bagian transisi daya berkepanjangan melalui hadirnya Bus Listrik Merah Putih (BliMP) nan digunakan untuk kendaraan operasional. (Foto Humas Kemdikbud)

radarpekalongan.id – Jakarta — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim konsisten menyuarakan bakal pentingnya pendidikan untuk bisa menjawab tantangan krisis iklim.

“Untuk menghadapi tantangan bumi terbesar saat ini, ialah perubahan iklim, kita memerlukan gotong royong dari para ilmuwan, insinyur, aktivis, dan tetap banyak pihak untuk berbareng bergerak mencari solusi dengan cepat,” ujarnya dilansir dari laman kemdikbud.

Nadiem menambahkan, bahwa tantangan krisis suasana adalah multidimensi dan multidisiplin di masa depan. Sehingga memerlukan pemikiran kolektif serta peran aktif termasuk dari para generasi muda dan anak-anak.

Hal itu, mengingat kesuksesan Indonesia dalam memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, termasuk di dalamnya Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group), sebagai bukti nyata kepemimpinan Indonesia di kancah global. Momentum itu kudu dimaknai sebagai langkah awal bagi Indonesia untuk melanjutkan kiprah penemuan dan kepemimpinannya.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui pemilihan tema KTT G20 “Recover Together, Recover Stronger” membawa tiga rumor prioritas, ialah prasarana kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Isu mengenai transisi daya ini sangat relevan lantaran tantangan bumi menghadapi akibat krisis iklim. Apalagi, Pemerintah Indonesia saat ini menargetkan pengurangan 41 persen jejak karbon pada 2030, dan sasaran Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Sejalan dengan imbauan Mendikbudristek, inovasi-inovasi nyata karya anak bangsa untuk menangani krisis suasana semakin terakselerasi cepat. Berbagai upaya nyata muncul dari insan pendidikan, mulai dari tingkat SMK, perguruan tinggi vokasi, juga perguruan tinggi akademik dalam mendukung upaya penanganan krisis suasana nan berkepanjangan dengan penerapan prinsip green economy di dalamnya. (*)