
Oleh : Sri Kasih, S.Pd, M.M
BIMBINGAN dan Konseling (BK) dalam satuan pendidikan mempunyai peranan krusial dalam mengimplementasikan sebuah kurikulum. Pasalnya program nan dilakukan konselor alias pembimbing BK dapat mendorong peserta didik dalam mencapai kemandiriannya. Peran pembimbing Bimbingan Konseling sangat krusial dalam membantu peserta didik memahami siapa dirinya serta potensi nan dimiliki.
Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkepanjangan serta terprogram nan dilakukan oleh konselor alias pembimbing Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Di sekolah, praktik pengarahan konseling menjadi salah satu perihal krusial bagi peserta didik dan juga sekolah tersebut lantaran pengarahan dan konseling cakupannya sangat luas.
BK selain menjadi pemasok kebaikan juga bisa memberikan faedah lainnya. Tujuannya agar para peserta didik dapat mempunyai kepribadian nan baik untuk masa depannya. Adapun tugas pembimbing pengarahan konseling ini ialah untuk memoles kembali kepribadian para peserta didik. Di sekolah, Bimbingan dan Konseling bakal membantu para peserta didik dalam menangani dan menyelesaikan beragam macam masalah ataupun hal-hal nan ada di luar praktik belajar dan mengajar.
Jika dikaitkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka, peran layanan pengarahan dan konseling dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai koordinator dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik (student wellbeing) dan memfasilitasi perkembangan peserta didik agar bisa mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal.
Peran Guru BK dalam konteks umum secara tegas diatur dalam pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut pasal tersebut, peran pembimbing BK nan berbobot sebagai Konselor adalah untuk berperan-serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Bentuk dan bentuk partisipasinya adalah sebagai pengampu mahir pelayanan pengarahan dan konseling nan memandirikan peserta didik melalui penyelenggaraan pelayanan pengarahan dan konseling nan mencakup empat bidang, ialah bagian pengarahan pribadi, bagian pengarahan sosial, bagian pengarahan belajar, dan bagian pengarahan karier.
Penulis sebagai seorang Guru BK di SMP Negeri 14 Pekalongan meningkatkan layanan Bimbingan dan Konseling bagi para peserta didik. Guru BK menjadi mediator antara pihak sekolah dengan orangtua peserta didik, khususnya ketika peserta didik mengalami masalah di sekolah. Sekolah memang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik, namun ada beberapa masalah nan perlu dilaporkan dan dikomunikasikan kepada orang tua. Tidak semua persoalan peserta didik dapat diselesaikan oleh Guru BK sendiri. Kerjasama dengan orang tua juga bakal sangat membantu mengatasi hambatan alias persoalan nan dialami oleh peserta didik.
Peran Guru BK lainnya ialah menjadi motivator belajar bagi peserta didik. Penulis menggunakan hal-hal imajinatif dalam memberikan motivasi belajar kepada peserta didik, sehingga diharapkan dapat menjadi penyemangat dan pemacu kemauan untuk meraih prestasi baik dari segi akademik maupun non akademik.
Sebagai Guru BK penulis memberikan materi pengembangan diri dan pelajaran budi pekerti pada peserta didik. Sejatinya sekolah tidak hanya mencetak peserta didik nan pandai tetapi juga kudu mempunyai kepribadian nan baik untuk menjadi bekal mereka di masa depan. Guru BK juga membantu pembimbing lainnya nan memerlukan masukan mengenai metode belajar nan tepat dan dibutuhkan oleh peserta didik. Ketika ada pembimbing nan belum mengetahui karakter peserta didik dan metode belajar nan tepat bagi mereka, pembimbing BK dapat membagikan pengetahuannya tentang karakter peserta didik dan memberikan masukan mengenai metode pembelajaran nan tepat seperti kebutuhan peserta didik.
Guru BK dalam struktur Kurikulum Merdeka kudu menyiapkan diri, mengingat perannya nan banget sentral dalam setiap fase pembelajaran peserta didik. Kualitas dari pembimbing BK menentukan kualitas proses pembelajaran selanjutnya, serta berpengaruh pada kualitas hasil belajar dan prestasi peserta didik.
Tidak hanya mengajar dan memberikan konseling kepada peserta didik, Guru BK juga mempunyai banyak tanggung jawab nan kudu dijalani sesuai dengan profesionalisme Konselor. Pada dasarnya Guru BK dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ilmu jiwa anak dalam sekolah lantaran peserta didik tidak cukup jika hanya mendapatkan pendidikan dengan materi pembelajaran umum. Oleh lantaran itu pentingnya pendidikan karakter kudu ditanamkan kepada semua peserta didik agak mereka mempunyai budi pekerti nan luhur terhadap semua nan ada di lingkungan sekitarnya. (*)
*)Penulis adalah Guru Bimbingan dan Konseling SMPN 14 Pekalongan