Pupuk Semangat Belajar Siswa dengan Pendekatan Konstruktivisme

Sedang Trending 9 bulan yang lalu
1 ADV ARTIKEL Agus Sutomo e1669904747382 Oleh : Agus Sutomo, S.Pd.SD - Guru Kelas 6 MIS Pejarakan Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan

PENDIDIKAN adalah sebuah program nan mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara siswa dan gurunya sehingga, bakal meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan sangatlah diperlukan. Karena pendidikan itu bakal membawa kita tidak ketinggalan jaman tetapi kita bisa memilih mana nan baik dan mana nan tidak baik bagi kita. Pendidikan merupakan modal nan sangat krusial dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Berkaitan dengan dengan materi Asia Tenggara pada mata pelajaran IPS, persoalan nan terjadi pada peserta didik MIS Pejarakan Kecamatan Paninggaran, kelas VI dalam menerima pelajaran kurang antusias dan berakibat hasil belajar nan sangat menurun. Ini juga dikarenakan dalam pembelajaran pembimbing tetap menggunakan metode tradisional ialah pidato dan latihan soal saja. Sehingga siswa kurang tertarik dalam menerima belajar. Dan salah satu langkah penulis mendapatkan kesuksesan peserta didiknya ialah dengan langkah mengubah alias memilih strategi pembelajaran nan tidak seperti biasanya.

Kemudian penulis menerapkan pendekatan nan harapannya sebagai suatu jalan terbaik. Yaitu pendekatan Konstruktivisme adalah agar siswa bisa meningkatkan pengetahuan mereka untuk membangun sekaligus menemukan hal-hal baru, dan membikin pembelajaran nan lebih terpusat kepada siswa (student centered) dalam proses pembelajaran agar lebih mengesankan dan mudah untuk diingat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pendekatan konstruktivisme menurut Suprijono (2009: 41) ialah : Pertama, Orientasi, merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memerhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.
Kedua, Elicitasi, merupakan tahap untuk membantu siswa menggali ide-ide nan dimilikinya dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan alias menggambarkan pengetahuan dasar alias buahpikiran mereka melalui poster, tulisan nan dipresentasikan kepada seluruh siswa.
Ketiga, Rekonstruksi ide, dalam tahan tahap ini siswa melakukan penjelasan buahpikiran dengan langkah mengontraskan ide-idenya dengan buahpikiran orang lain alias kawan melalui diskusi. Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasanya, jika tidak cocok. Sebaliknya menjadi lebih percaya jika gagasanya cocok.
Keempat, Aplikasi ide, dalam langkah ini buahpikiran alias pengetahuan nan telah dibentuk siswa perlu diaplikasikan pada macam-macam situasi nan dihadapi. Hal ini bakal membikin pengetahuan siswa lebih komplit apalagi lebih rinci.
Kelima, Review, dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuannya pada situasi nan dihadapi sehari-hari, merevisi gagasanya dengan menambah suatu keterangan alias dengan langkah mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil reviu kemudian dibandingkan dengan pengetahuan awal nan telah dimiliki, maka bakal memunculkan kembali ide-ide pada diri siswa.

Harapan penulis setelah menerapkan pendekatan konstruktivisme siswa bakal lebih aktif dalam pembelajaran, suasana dalam proses pembelajaran bakal lebih menyenangkan, peserta didik merasa dihargai dan semakin terbuka kepada guru, dan tampak mereka memupuk kerjasama dalam kelompok. Hasilnya nilai siswa sukses diatas nilai rata-rata KKM nan telah ditentukan oleh sekolah. (*)

*Penulis adalah Guru Kelas 6 MIS Pejarakan Kec. Paninggaran Kab. Pekalongan